Minggu, 08 November 2015

Prosesi cukur gimbal dieng


Di Dataran Tinggi Dieng selain candi  ada tradisi rutin tiap tahun yang dilakukan adalah upacara ruwatan cukur rambut gimbal massal  kepada anak-anak . Acara tahunan yang cukup terkenal di mancanegara ini berisikan sebuah upacara ruwatan sebelum anak-anak yang berambut gimbal itu dicukur. Menurut kepercayaan setempat diadakannya acara ruwatan ini berkaitan dengan legenda Kyai Kolodete yang merupakan cikal bakal pendiri Kabupaten Wonosobo yang konon selalu mengadakan upacara ruwatan terlebih dahulu sebelum mencukur anak-anak yang berambut gimbal karena konon anak-anak yang berambut gimbal dianggap bisa membawa musibah di kemudian hari, tapi bila diruwat anak-anak itu dipercaya dapat mendatangkan rezeki. Disamping itu, bila anak yang dicukur tidak melakukan ruwatan terlebih dahulu maka rambut yang akan tumbuh setelah dicukur akan tetap gimbal dan lagi anak mengalami sakit lagi. 

Waktu upacara yang dilakukan pada cukur gimbal adalah bulan agustus  dengan persiapan khusus seperti tempat upacara yang dilakukan di candi dieng yang di kelilingi dengan kain putih disekitarnya dan benda-benda sesaji. Sesaji yang biasanya disiapkan untuk upacara ini sendiri antara lain tumpeng, ayam besar utuh, gunting, mangkuk dan air berisi bunga setaman, beras, 2 buah uang, payung, tumpeng putih dengan dihiasi buah-buahan yang ditancapkan, jajanan pasar serta 15 jenis minuman, seperti kopi manis dan pahit, teh manis dan pahit, selasih, susu, jawawut dan permintaan anak yang diruwat. Tempat upacaranya sendiri adalah di Goa Semar yang terletak diarea obyek wisata Telaga Warna. 




Acara ruwatan ini mula-mula dibuka dengan sambutan oleh salah satu pelaksana upacara. Kemudian setelah sambutan-sambutan selesai maka prosesi upacara pun dimulai. Dengan diiringi bebunyian gamelan sang sesepuh mulai memandikan anak yang akan dicukur rambutnya. Air yang dipakai oleh sang sesepuh untuk memandikan anak yang akan dicukur ini sendiri diambil dari mata air yang dianggap bertuah di DataranTinggi Dieng. Kemudian setelah dimandikan maka disiapkanlah sesaji-sesaji yang akan dipakai dalam prosesi upacara ruwatannya adalah tumpeng putih dengan dihiasi buah-buah yang ditancapkan, hal ini menggambarkan rambut gimbal. Tumpeng dianggap kepala sedangkan untaian buah-buahan sebagai rambut gimbalnya. Lalu ada ayam kampung yang telah digoreng (bakakak), jajanan pasar serta 15 jenis minuman, seperti kopi manis dan pahit, teh manis dan pahit, selasih, susu, jawawut, dan sebagainya.

Setelah segala sesaji untuk upacara telah lengkap semua maka sang sesepuh dieng pun memanjatkan doa untuk kemudian mengasapi kepala sang anak yang akan dicukur dengan asap kemenyan yang telah didoakan tadi. Selanjutnya barulah sang dukun memotong rambut gimbal anak tersebut dengan sebelumnya memasukkan cincin yang dianggap magis ke tiap helai rambut gimbal lalu mencukurnya satu-satu.

Rambut-rambut yang telah dipotong tadi kemudian dibungkus dengan kain putih dan lalu dilarung ke Telaga Warna atau sungai yang ada di Dieng. 

Seiring dengan dilarungnya rambut gimbal ke sungai atau ke Telaga Warna dengan ini maka berakhirlah acara prosesi upacara ruwatan cukur rambut gimbal massal ini dilakukan.


Thanks for reading: Prosesi cukur gimbal dieng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar